Pemegang kekhalifaan yang berhak sepeninggal Rasulullah saw adalah hal yang paling dipertentangkan antara Ahlussunnah Wal Jamaah dengan penganut Syiah secara turun temurun. Orang-orang Syiah pada umumnya tidak mengakui kekhalifaan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan berkeras bahwa Ali bin Abi Thalib-lah yang paling berhak memegang tampuk kekhalifaan. Ironinya mereka tega mencaci maki ketiga sahabat Nabi berikut keluarga-keluarga mereka termasuk istri tercinta Rasulullah saw, Aisyah dan Hafsah. Berikut kami nukilkan hadits-hadits tentang keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.
Anas meriwayatkan dari Abu Bakr bahwa ia berkata: “Saya pernah berkata kepada Rasululloh ketika kami berdua berada dalam gua: ‘Sekiranya salah seorang melihat ke arah telapak kakinya pasti dapat melihat kita!’ beliau bersabda: ‘Bagaimana perkiraanmu wahai Abu Bakr jika ada dua orang sedang Alloh yang ketiganya.’” (HR. Bukhori dan Muslim)
‘Aisyah meriwayatkan bahwa Rasululloh pernah berkata kepadanya saat beliau sakit: “Panggilah Abu Bakr kemari, ayahmu, dan saudara laki-lakimu agar aku menulis sebuah pesan, sebab aku khawatir akan muncul orang yang berharap lalu berkata: ‘Aku lebih berhak.’ Sesungguhnya Alloh dan segenap kaum mukminin hanya rela menerima Abu Bakr.” (HR. Muslim)
Jubeir bin Mu’thim meriwayatkan: “Seorang manusia datang menemui Rasululloh. Kemudian Rasululloh menyuruhnya agar datang di lain hari. Wanita itu bertanya: ‘Bagaimana jika nantinya aku tidak menemuimu lagi?’ Maksudnya bagaimana bila beliau telah wafat? Rasululloh menjawab: ‘Jika engkau tidak menemuiku maka temuilah Abu Bakr.’” (HR. Bukhori dan Muslim)
Ketiga hadis di atas cukuplah menjadi bukti kuat bahwa Rasululloh mengangkat Abu Bakr menjadi khalifah sepeninggal beliau. Sebagaimana juga Rasululloh mengangkatnya menjadi imam sholat sewaktu beliau masih hidup. Demikian juga kaum muslimin telah sepakat mengangkat Abu bakr menjadi khalifah dan membaiatnya.
Di antara hadis yang menjelaskan keutamaan Abu Bakr adalah hadis: “Andaikata aku akan mengangkat seorang khalil (kekasih) dari umatku niscaya aku angkat Abu Bakr, tetapi cukuplah sebagai saudara dan sahabatku. Sungguh Alloh telah mengangkat sahabat kalian ini (maksudnya diri beliau sendiri) menjadi khalil-Nya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan salah satu keutamaan beliau yakni beliau masuk surga dari kedelapan pintunya. Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata “Ayah dan ibuku menjadi tebusannya wahai Rasululloh, cukuplah seseorang dipanggil dari salah satu pintu tersebut, lalu adakah yang dipanggil dari seluruh pintu?” Rasululloh menjawab ”Ada, dan saya berharap engkau termasuk orang yang dipanggil dari seluruh pintu wahai Abu Bakr!”
Diantara keutamaannya adalah beliaulah yang menginfakkan seluruh hartanya fisabilillah. Oleh sebab itu Rasululloh bersabda “Sesungguhnya yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakr.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan beliau termasuk sahabat yang paling banyak mengerjakan amal kebajikan dan termasuk yang terdepan daripada sahabat lainnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasululloh bersabda, “Siapakah diantara kalian yang berpuasa pada hari ini?” Abu Bakr menjawab ”Saya!” Rasul bertanya lagi ”Siapakah diantara kalian yang mengiringi jenazah pada hari ini?” Abu Bakr menjawab ”Saya!”. “Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari ini?” tanya Rasul lagi. “Saya!” jawab Abu Bakr. “Siapakah diantara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?” tanya Rasul pula. “Saya!” jawab Abu Bakr. Kemudian Rasululloh bersabda “Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada seorang hamba kecuali pasti masuk surga.” (HR. Muslim)
Itu hanya sebagian dari keutamaan beliau. Beliau adalah penghulu para sahabat, yang paling utama dan paling disayangi oleh Rasululloh. Dalam Shahih Al-Bukhori diriwayatkan bahwa ketika para sahabat berkumpul di aula Bani Sa’idah, Umar berkata “Justru kami akan membaiatmu! Engkau adalah penghulu kami, orang terbaik diantara kami dan yang lebih dicintai oleh Rasululloh daripada kami semua.” Lalu Umar meraih tangan Abu Bakr dan membaiatnya. Lantas kaum muslimin pun membai’at beliau.
Rasululloh telah mendoakan ampunan untuk Abu Bakr, beliau berdoa: “Semoga Alloh mengampunimu wahai Abu Bakr!” beliau megucapakan tiga kali. Lalu beliau bersabda “Sesungguhnya Alloh telah mengutusku kepada kalian namun kala itu kalian katakan ‘Engkau berdusta!’ Sedang Abu Bakr berkata ‘Engkau benar!’ Ia mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk membelaku. Lalu apakah kalian hendak meninggalkan sahabatku itu?” beliau mengucapakan ucapan itu dua kali. Maka tidak ada yang berani mengganggu Abu Bakr setelah itu. (HR. Bukhori)
Beliau adalah sebaik-baik hamba yang pernah menjadi khalifah. Al-Ajjuri meriwayatkan dari Abdullh bin Ja’far At Thayyar, ia berkata “Saat Abu Bakr memimpin kami, beliau adalah sebaik-baik khalifah, kasih sayang kepada kami dan yang paling lemah lembut kapada kami.” (HR. Bukhori)
Imam Al-Laaikaai meriwayatkan dari Zaid bin Ali bin Al-Husein bin Ali bin Abi Tholib, ia berkata: ”Abu Bakr Ash-Shiddiq adalah imam para syakirin” kemudian beliau membaca ayat “Dan Alloh akan memberi balasan kepda orang-orang yang bersyukur.” [Ali-Imron:144]” (Syarah Ushul I’toqod karangan Al-Laaikaai).
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ali bin Husein ia berkata, “Seorang laki-laki datang menemui ayahku lalu berkata: ‘Ceritakan padaku perihal Abu Bakr!’ Ayahku berkata: ‘Apakah engkau bertanya tentang Ash-Shiddiq?’, ‘Apakah engkau menyebutnya Ash-Shiddiq?’ Ayahku berkata ‘Celaka engkau, hamba yang lebih baik dariku telah menyebutnya Ash-Shiddiq, yakni Rasululloh, kaum Muhajirin dan Anshor. Barangasiapa tidak menyebutnya Ash-Shiddiq niscaya Alloh tidak akan membenarkan ucapannya. Pergilah dan cintailah Abu Bakr dan Umar serta berikanlah loyalitasmu kepada keduanya. Apa yang terjadi setelah itu maka dirikulah menjadi tebusannya!’”
Demikianlah sekilas keutamaan Abu Bakr. Beliau adalah sahabat yang paling utama, paling berani, paling taat, dan paling mulia. Selayaknyalah beliau mejadi suri teladan bagi setiap muslim setelah Rasululloh.
(Disarikan dari terjemahan: Al-Ibanah Lima lish Shahabah minal Manzilah wal Makaanah)
0 komentar