Ahlu bait dan Syi'ah mereka menguasai mu’jizat para nabi.
Hal ini ditegaskan oleh apa yang ditegaskan oleh pengarang Al Kafi dengan perkataannya: "Dari Abu Basir dari Abu Ja’far ‘alaihi salam ia berkata, 'Amirul muminin ‘alaihi salam keluar pada suatu malam yang gelap gulita lantas berkata: 'Urusan penting, urusan penting, sedang malam gelap gulita. Imam keluar kepada kalian dengan baju nabi Adam, di tangannya ada cincin nabi Sulaiman dan tongkat nabi Musa.'"
Pengarang Al Kafi juga menyebutkan dari Abu Hamzah dari Abu Abdilah ‘alaihi salam. Abu Hamzah berkata, ”Saya mendengarnya mengatakan: 'Kami mempunyai alwah (lembaran-lembaran wahyu) nabi Musa, kami mempunyai tongkat nabi Musa dan kamilah pewaris para nabi.'"
Wahai orang Syi'ah, keyakinan yang disebutkan dalam realita ini menuntut anda dengan beberapa konskuensi sangat rusak dan keji, dan setiap orang yang masih waras tidak mempunyai pilihan selain berlepas diri darinya dan tidak mengakuinya.
Konsekuensi tersebut adalah:
a- Mendustakan perkataan imam Ali, dimana ketika ditanya apakah Rasulullah mengkhususkan untuk Ali dan Ahlu bait dengan suatu hal yang khusus, ia menjawab 'tidak', kecuali apa yang ia simpan di sarung pedangnya. Ali mengeluarkan sebuah shahihah (lembaran) berisi tulisan, tentang empat hal. Hadits tentang hal ini diriwayatkan oleh para ulama hadits seperti Bukhari dan Muslim.
b- Berdusta atas nama Ali rhadiyallahu ‘anhu, dengan menyatakankeyakinan ini (realita ketiga di atas) dikatakan oleh Ali.
c- Pelecehan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai keyakinan ini, sekaligus bukti telak atas kerendahan pemahaman, kurang warasnya akal dan tidak adanya penghormatan terhadap dirinya sendiri. Jika ditanyakan kepadanya, mana cincin atau tongkat atau lembaran-lembaran wahyu tersebut ? Tentulah ia tidak bisa menjawab, dan ia tidak akan bisa menunjukkan sesuatu apapun. Dengan demikian jelaslah bahwa kisah (hadits dalam realita ketiga) di atas sejak awal sampai akhirnya adalah sebuah kebohongan. Penjelasan yang lebih jelas dari hal ini, jika memang apa yang diyakini tersebut benar, kenapa ahlu bait tidak mempergunakan mu’jizat-mu’jizat tersebut ---seperti tongkat dan cincin--- untuk menghancurkan dan mengalahkan musuh-musuhnya ? Bukankah ahlu bait banyak mengalami gangguan dan permusuhan dari musuh-musuh mereka ?
d- Tujuan di balik kedustaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa kaum Syi'ah adalah kelompok yang mendapat petunjuk, sedang umat Islam lainnya adalah kelompok yang tersesat. Tujuannya, untuk tetap mempertahankan kelompok Syi'ah yang memang terlepas dari tubuh umat Islam. Dengan demikian para pemimpin Syi'ah dan orang-orang di balik mereka yang menyimpan niat-niat merusak dan keji, bisa hidup di atas kehancuran Islam dan terpecah belahnya umat Islam. Jika keyakinan ini merealisasikan tujuan jahat ini, maka alangkah buruknya orang yang membuat keyakinan ini, meyakini atau ridha dengannya.
( - Al Kaafi, Kitab Al-Hujjah juz 1 hal. 227.)

REALITA KEEMPAT
Keyakinan bahwa ahlu bait dan Syi'ah mereka mempunyai ilmu-ilmu kenabian dan ketuhanan.

Sumber keyakinan ini adalah apa yang disebutkan oleh pengarang kitab Al Kafi4 dengan perkataannya: "Dari Abu Bashir ia berkata, 'Saya masuk kepada Abu Abdillah ‘alaihi salam. Saya katakan: 'Sesungguhnya Syi'ah anda menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan seribu bab ilmu dan darinya Ali bisa membuka seribu bab ilmu.' Abu Abdillah menyahut: 'Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya Rasulullah telah mengajarkan seribu bab, dengan masing-masing bab ia membuka seribu bab.' Saya katakan: 'Abu Abdillah melanjutkan: 'Wahai abu Abdillah, kami mempunyai al jami’ah. Tahukah mereka (ahlu sunah), apakah al-jami’ah itu ?' Saya balik bertanya: 'Memangnya apa al-jami’ah itu ?' Ia menjawab: 'Sebuah lembaran yang panjangnya tujuh puluh hasta dengan ukuran hasta Rasulullah. Rasulullah mendiktekannya kepada Ali, sementara Ali menulisnya dengan tangan kanannya seluruh hal yang halal dan haram, juga setiap yang dibutuhkan oleh manusia sampai urusan kutu dan lalat.' Saya katakan: 'Demi Allah, ini sebuah ilmu.' Ia menyahut: 'Ya, inilah ilmu.' Ia terdiam sesaat lalu berkata: 'Kami juga mempunyai al-jafr. Tahukan mereka, apakah al-jafr itu ? Sebuah wadah dari kulit, di dalamnya ada ilmu para nabi, washiy dan ulama terdahulu dari kalangan Bani Israil.' Saya katakan: 'Ini jelas sebuah ilmu.' Ia menyahut: 'Ya, inilah ilmu.' Ia terdiam sesaat lalu kembali menyatakan : 'Kami mempunyamushaf Fathimah, tahukah mereka apakah mushaf Fathimah itu ?' Saya bertanya: 'Iya, apakah mushaf Fathimah itu ?' Ia menjawab: 'Sebuah mushaf, di dalamnya ada tiga kali lipat seperti Al Qur’an. Demi Allah, dalam mushaf Fathimah tidak ada satu hurufpun dari isi Al Qur’an !!!' Saya katakan: 'Demi Allah, ini sebuah ilmu.' Ia menyahut: 'Ya, memang ini sebuah ilmu.' Ia terdiam sesaat, lalu berkata: 'Kami mempunyai ilmu tentang apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi hingga hari kiamat.'”
Jelas, dari keyakinan rusak seperti ini, kesimpulannya tak lain adalah sebagai berikut:
a- Merasa tidak membutuhkan Al Qur’an, ini jelas kekafiran yang nyata.
b- Meyakini bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan Ahlu Bait dengan ilmu-ilmu dan pengetahuan yang tidak beliau ajarkan kepada kaum muslimin lainnya. Ini jelas menuduh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhianat, dan jelas bahwa menuduh beliau berkhianat adalah sebuah kekafiran yang nyata dan tidak bisa dibantah lagi.
c- Menganggap Ali berdusta, di mana dalam riwayat yang shahih ia mengatakan, ”Rasulullah tidak mengkhususkan kami ahlu bait, dengan sesuatu apapun.” Menuduh sahabat Ali berdusta, hukumnya seperti menuduh orang lain berdusta, yaitu jelas sebuah perbuatan haram selama-lamanya.
d- Berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini termasuk dosa yang paling besar dan paling keji di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sama dengan berdusta atas nama orang lain. Barang siapa sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah ia mengambil tempatnya di neraka.”
e- Berdusta atas nama Fathimah, dengan menyatakan bahwa Fathimah mempuyai mushaf khusus yang isinya tiga kali lipat isi Al Qur’an, dan tidak satu huruf pun yang ada dalam mushaf Fathimah berasal dari Al Qur’an.
f- Orang yang meyakini keyakinan ini, bukanlah seorang muslim dan tidak bisa dianggapsebagai bagian dari umat Islam, karena ia hidup dengan ilmu, pengetahuan dan pedoman hidup yang sama sekali berbeda dengan umat Islam.
g- Terakhir, pantaskah kedustaan dan kekejian seperti ini dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam, agama Allah yang Allah Ta’ala tidak akan menerima selainnya ?

"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3:85)

Karena itu, wahai orang Syi'ah, mari berdoa bersama saya agar kita semua selamat dari kesesatan ini, ”Ya Allah, kami berlepas diri kepada-Mu dari apa yag dilakukan oleh para pembohong yang berbohong atas nama-Mu, atas nama Rasul-Mu dan ahlu bait Rasul-Mu yang bersih. Kami berlepas diri kepada-Mu dari para pembohong yang ingin menyesatkan hamba-hamba-Mu, merusak agama-Mu dan memecah belah persatuan umat nabi dan Rasul-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam."
(4 - Al Kaafi, Kitab Al-Hujjah juz 1 hal. 138.)

0 komentar

Posting Komentar

Berikan komentar anda tentang artikel di atas, komentar yang tidak sopan/spam tidak akan dipublikasikan :

.

http://Link-exchange.comxa.com literatur islam, info software dan hardware, tips blogger, syiah sesat, sejarah islam nusantara Kostenlose Backlinks bei http://www.backlink-clever.de

Subscribe here