Israel kembali memamerkan kecongkakannya. Unjuk rasa di berbagai belahan dunia yang mengutuk pendudukan Israel di tanah Palestina seakan tak ada artinya bagi negeri Yahudi ini. Bahkan kapal pembawa bantuan kemanusiaan yang terdiri dari relawan-relawan dari berbagai negara pun dihadang dan diserang di tengah perairan bebas, beberapa di antara relawan terbunuh dan sebagian lainnya mengalami luka berat. Seakan-akan Israel ingin menunjukkan bahwa sebagai sekutu Amerika tak ada yang bisa menghentikan tindakan-tindakan biadab mereka. Gaza meradang dalam siksaan yang sepertinya tak berujung dan negara-negara Islam seperti tak berkutik melihat penderitaan saudara Muslim mereka di Palestina.

Kali ini kami ingin mengulas tentang Gaza sebagai kota yang penuh dengan sejarah panjang dari jaman Rasulullah hingga sekarang. Jalur Gaza atau sering disebut dengan Gaza adalah nama wilayah yang terletak di Timur Tengah, tepatnya di Palestina, sebelah barat daya Palestina ’48 (wilayah Palestina sebelum perang tahun 1948). Sebelah selatan berbatasan dengan Mesir, sebelah barat, timur dan utara berbatasan dengan wilayah Palestina ’48.

Gaza merupakan wilayah yang bentuknya memanjang dan sempit. Panjang wilayahnya 45 km, lebar 5,7 km di beberapa bagian dan 12 km di bagian yang lain yaitu berbatasan dengan Mesir. Sehingga jika dijumlah, luas Jalur Gaza adalah 365 km persegi.

Bagi Kaum muslimin, Gaza merupakan negeri yang bersejarah, negeri perjuangan dan negeri syuhada’, karena banyaknya rakyat Gaza yang syahid di jalan Allah, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga nenek-nenek dan kakek-kakek yang dibunuh tentara Zionis Iarael.

Gaza akan selalu diingat dan dikenang khususnya bagi mereka yang mencintai keluarga Rasulullah saw, bagi mereka yang menjadi pengikut mazhab Imam Syafi’i, bagi mereka yang berjuang dan melanjutkan perjuangan Imam Hasan Al Banna dengan gerakannya yang terkenal, Al Ikhwan Al Muslimin.

Datuk Rasulullah saw, Muhammad bin Abdillah, wafat dan dikubur di Gaza. Datuk Rasulullah saw namanya adalah Hasyim bin Abdu Manaf. Beliau adalah orang tua dari kakek Rasulullah saw, Abdul Muththalib yang terkenal dengan sebutan Syaibah karena ada segumpal rambut putih di kepalanya.

Imam Syafi’i, murid Imam Malik, pendiri mazhab Syafi’i, lahir pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di Gaza, hari kelahiran Imam Syafi’i bertepatan dengan hari wafatnya Imam Abu Hanifah di Baghdad dan wafatnya Imam Ibnu Juraij Al Makky, seorang alim besar di kota Makkah, dikenal dengan Imam Ahli Hijaz.

Imam Syafi’i, nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Saib bin Ubaid bin Abu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushaiy. Silsilah dari jalur ibunya, Fathimah binti Abdullah bin Al Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (paman Nabi saw).

Bagi umat Islam yang mengikuti mazhab imam Syafi’i seharusnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Gaza, kota kelahiran Iman Syafi’i, yang saat ini penduduknya sedang disiksa secara masal oleh Zionis Israel dengan cara blokade.

Akibat blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Gaza, maka kebutuhan pokok berupa makanan, susu untuk bayi, obat-obatan dan BBM (Bahan Bakar Minyak) tidak dapat masuk Gaza.
Berbagai obat-obatan yang dibutuhkan rakyat sudah menipis dan sebagian sudah habis. Jenis obat yang habis tersebut diperkirakan berjumlah 160 jenis. Sekitar 90 alat kedokteran sudah tidak dapat dipakai lagi karena tidak ada suku cadang yang dapat digunakan untuk memperbaikinya.

Apabila “kejahatan kemanusiaan” ini dibiarkan terus, tanpa ada yang mau dan mampu mencegahnya, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusian di abad modern.

Gaza adalah tempat yang pernah dikunjungi oleh Mursyid ‘Am Al Ikhwan Al Muslimin, Imam Hasan Al Banna, didampingi Ustadz. Abdah Qasim, Sa’duddin Al Walili dan Syekh Muhammad Farghali, Jum’at, 1948.

Imam Hasan Al Banna datang langsung ke kota Gaza, Palestina ditengah kesibukannya dalam berdakwah, untuk memberikan semangat kepada pasukan Al Ikhwan Al Muslimin yang berjihad di Palestina dan memberikan dukungan serta bantuan nyata kepada rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajah.

Ketika berada di kantor cabang Ikhwan, di kota Gaza Hasyim, Palestina, Imam Hasan Al Banna menulis kalimat singkat dibuku tamu yang tersedia. Kalimat tersebut tertulis dengan jelas: Hari ini, aku mengunjungi Kantor Cabang Ikhwan di kota Gaza Hasyim. Aku mempertanyakan asal-usul nama ini, Gaza Hasyim. Seseorang berkata kepadaku bahwa Hasyim adalah kakek Rasulullah saw yang kuburannya terdapat di kota Gaza.

Sekarang di Gaza, Palestina, negeri tempat dikuburnya datuk Rasulullah saw, Hasyim bin Abdu Manaf, tempat lahirnya Imam Syafi’i, tempat yang pernah dikunjungi Imam Hasan Al Banna, penduduknya sedang menderita, gelap gulita setiap hari karena pasokan BBM untuk listrik dihentikan Zionis Israel, anak-anak hidupnya tercekam, ketakutan, kebutuhan pokok makin menipis, makanan sulit didapat, penderitaan tersebut akibat blokade yang dilakukan penjajah Zionis Israel.

Disamping itu, dengan adanya tembok pemisah yang tingginya 8 m dan dalamnya 6 m dari permukaan tanah, tembok pemisah dikenal dengan nama “tembok rasialis” atau “tembok apharteid”, praktis penjajah Zionis Israel telah memenjarakan dan mengurung penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 1,5 juta orang di kawasan yang luasnya 365 km persegi.

Sungguh sangat menyedihkan, sangat memilukan, betapa tidak? Umat Islam yang berjumlah sekitar 1,3 milyar tidak mampu menghentikan kebiadaban dan kezaliman yang dilakukan penjajah Zionis Israel di Gaza, Palestina.

Kezaliman yang dilakukan penjajah zionis Israel sampai kini masih terus berlanjut, bahkan mereka juga melakukan politik adu domba, politik devide et impera diantara rakyat Palestina. 
 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ 

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS:Al Hujuraat: 49 :10).

Apakah kita membiarkan saja rakyat Palestina ditindas, dijajah, dizalimi Zionis Israel? Lantas dimana ukhuwah kita? Dimana solidaritas kita? Dimana keimanan kita?

Rasulullah saw pernah bersabda:
Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas ra).

Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong hamba selama dia menolong saudaranya. (HR. Muslim).

Sekarang, marilah kita buat sejarah yang baik, sejarah yang akan bermanfaat untuk kita dan anak cucu dikemudian hari, sejarah yang dapat menghibur dan menyenangkan hati saudara-saudara kita di Gaza khususnya dan Palestina umumnya.

Caranya? Bantu mereka dengan doa! Dengan dana! Dengan tulisan dan lisan! Tunjukkan rasa empati dan peduli terhadap perjuangannya! Jangan membeli makanan dan minuman serta produk lainnya yang keuntungannya diberikan untuk Zionis Israel. Jika tidak mau membantu, jangan buat mereka sakit hati dengan prilaku borju, hedonis, materialis yang dipertontonkan secara vulgar tanpa ada perasaan malu.

0 komentar

Posting Komentar

Berikan komentar anda tentang artikel di atas, komentar yang tidak sopan/spam tidak akan dipublikasikan :

.

http://Link-exchange.comxa.com literatur islam, info software dan hardware, tips blogger, syiah sesat, sejarah islam nusantara Kostenlose Backlinks bei http://www.backlink-clever.de

Subscribe here