Institusi kepolisian di negara yang kita cintai ini kembali mencoreng wajahnya sendiri. Hari itu Rabu Siang 3 Maret 2010 polisi yang niatnya mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa soal kasus Bank Century malah berakhir bentrok dengan mahasiswa. Kejadiannya diawali saat mahasiswa Universitas 45 Makassar melakukan aksi di depan kampusnya tepatnya di Jl Urip Sumoharjo pas di depan pusat pengetikan dan rental komputer tempat saya nongkrong dulu. Beberapa orang mahasiswa mencegat mobil berpelat merah dan akan membakarnya namun dihalangi oleh aparat kepolisian. Usai demo, salah seorang dari mahasiswa tersebut yang saya kenal dengan panggilan Kama Cappi lalu menuju ke Sekretariat HMI Cabang Makassar melalui rute yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Ternyata Kama diikuti oleh aparat kepolisian. Saat tiba di depan sekertariat HMI, Sukirman (salah seorang dari anggota polisi yang katanya dari satuan Densus 88) berupaya menangkapnya. Aktivis HMI yang ada di sekretariat spontan keluar membantu Kama sehingga terjadi keributan dan saling lempar antara mahasiswa dan Sukirman cs. Sekretariat HMI dihujani batu. Menurut kabar setelah kejadian itu anggota HMI Cabang Makassar berniat melaporkan kejadian ini ke Polwiltabes Makassar, namun yang mereka dapatkan justru bogem mentah dari beberapa oknum kepolisian (ini berdasarkan pengakuan beberapa aktivis). Ketegangan antara polisi dan aktivis HMI berlangsung hingga tengah malam.
Esok harinya Kamis 4 Maret 2010, mahasiswa Makassar melakukan demonstrasi memprotes polisi atas insiden sebelumnya. Mereka turun ke jalan. Ada yang di depan kampus mereka seperti Univesitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas Muslim Indonesia (UMI)Makassar, Univesitas Negeri Makassar. Massa yang ada di sekretariat HMI melakukan aksi tutup jalan. Tak lama kemudian mereka mendatangi Mapolsekta Ujungpandang di Jl Arief Rate yang tidak jauh dari sekretariat HMI Cabang Makassar. Terjadi saling lempar. Karena terdesak, polisi dibantu oleh sejumlah warga sipil yang berhasil diprovokasi. Melihat banyak warga, mahasiwa berhenti melempar. Polisi dan warga lalu memukul mundur mahasiswa hingga ke sekretariat HMI Cabang
Sesampai di sekretariat HMI polisi melakukan aksi brutal. Puluhan polisi baik berpakaian dinas maupun sipil mengamuk di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar, Jl Botolempangan, Makassar. Mereka membanting dan merusak puluhan motor, kaca meja, lemari, dan apa saja inventaris yang ada di dalam gedung sekretariat warisan dari masa kepengurusan Jusuf Kalla (mantan Wapres RI) saat menjadi ketua cabang. Polisi yang mengamuk menghantam dengan batu, balok, parang, dan benda keras lainnya terhadap apa yang ada di depannya. Seluruh kaca hancur berantakan. Sedangkan motor ditumpuk lalu dipukuli batu dan dipecahkan apa saja yang bisa pecah. Polisi betul-betul kalap dan gelap mata. Bentrokan baru reda setelah Kapolwiltabes Makassar, Kombes Pol Gatta Chairuddin tiba di lokasi bersama Presidium Korps Alumni HMI (Kahmi) Sulsel, Prof Dr. Amran Razak, yang ditemani beberapa pengurus Kahmi lainnya. Tak lama kemudian, Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Sulselbar, Irjen Pol Adang Rochjana, juga tiba dilokasi. Mereka lalu bertemu di sekretariat HMI bersama sejumlah pengurus HMI. Kapolda Adang mengaku tidak tahu menahu akan adanya aksi penyerangan ke HMI. "Demi Allah dan Rasullullah. Saya tidak mengetahui (rencana) kejadian ini. Saya meminta maaf," itu kata Pak Adang dalam pertemuan tersebut. Adang berjanji akan mengusut tuntas masalah ini dan menindak aparatnya yang terbukti bersalah. Semoga janji Pak Adang bukan cuma sekedar janji dan betul-betul memberikan sanksi tegas kepada anggotanya yang melanggar hukum. TERUSLAH BERJUANG REKAN-REKAN MAHASISWA, SAYA DUKUNG DENGAN DOA. Heheeeee…….
Salut buat mahasiswa makasar.maju terus mahasiswa makasar...........
Kerusuhan dalam berdemo memang sudah sangat lazim terjadi di negara demokrasi seperti Negara kita Indonesia ini...
tapi apakah layak jika setiap melaksanakan unjuk rasa atau Demo harus diakhiri dengan kerusuhan atau tindakan anarkis dari para peserta unjuk rasa?
para pendemo memang ingin memberikan aspirasinya agar dapat didengar langsung, tetapi apakah harus dengan kerusuhan dan tindakan anarki?
tindakan anarki yang terjadi di makasar dipicu oleh tindakan Polisi yang menyerang markas HMI, mungkin tindakan Polisi ini didasarkan oleh tindakan para peserta demo yang mayoritas anak2 HMI.
semoga saja para peserta demonstrasi bisa bersikap dewasa dalam mengeluarkan aspirasinya, dan para Personil Keamanan bisa dengan Bijak dan sabar dalam mengawal para peserta unjuk rasa berikutnya...
salam kenal :D
Bisnis Oriflame Online